Bagian sederhana yang terlupakan

Tak selamanya apa yang kita harapkan, kita bisa mendapatkannya. Klo istilah Jawa “nrima ing pandum” begitulah kurang lebihnya. Terlihat cukup sederhana tapi bagi saya pemaknaan kalimat ini terasa begitu dalam untuk bisa diterapkan.

Terkadang heran melihat fenomena yang ada hampir selama 22 tahun ini. Dari pertama saya bisa membaca hingga sampai berusia 22 tahun saat ini, banyak hal yang selalu menjadi tanda tanya besar bagi saya yaitu, apa yang sering disebut orang dengan istilah kesejahteraan. Berbagai cara telah dilakukan oleh semua pemimpin negeri ini beserta jajarannya tapi entah kenapa untuk sekedar menancapkan pondasi saja masih sangat jauh dari apa yang diharapkan. Mungkin karena terlalu banyak kepala jadi makin sulit untuk menentukan arah mana yang akan dituju. Tapi bukannya banyak orang harusnya malah bisa bikin jadi kekuatan yang besar? Ya apapun itu yang pasti tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Dan saya bangga menjadi manusia Indonesia J

Seringkali punya pikiran sederhana, kenapa seorang Bupati, Gubernur, atau bahkan Presiden sekalipun membuat program, menanam pohon di sepanjang jalan, atau mungkin program khusus buat para sopir angkot agar tidak suka berhenti sembarangan,hhe. Atau bahkan program membuang sampah yang benar – benar nyata bukan hanya formalitas waktu sekolah di SD. Hal – hal sederhana seperti ini nampaknya telah banyak dilupakan oleh bangsa ini.

Bagi pemahaman saya, kesejahteraan itu identik dengan kedamaian, kesejahteraan bukan hanya sekedar uang, jabatan, ataupun hal – hal yang sepadan lainnya. Saya yakin jikalau nanti ada pemimpin yang sepaham dengan pola pikir saya, cukup dengan hal – hal yang sederhana kita bisa menciptakan keinginan terbesar para pendiri Bangsa ini. Sebagai contoh misalnya, meskipun kita punya banyak uang tapi kondisi rumah tidak nyaman, jalan macet, udara penuh polusi, dan perilaku orang di sekitar kita jauh dari kata etika, terus darimana kita akan dapat kesejahteraan itu? Bukannya sejahtera itu tercipta saat hati dan emosi harmoni? Akan masih seperti ini jika pemahaman pola pikir Bangsa hanya menitikberatkan pada masalah – masalah ekonomi. Meski tidak dipungkiri bahwa memang ekonomi menjadi elemen penting dalam bagian kesejahteraan bangsa ini.

Saya berpemahaman bahwa elemen terpenting dari kesejahteraan adalah kedamaian hati. Terlihat utopis dan sangat normatif tapi bagi saya inilah sebenarnya yang menjadi kunci keberhasilan Bangsa Indonesia sesuatu saat nanti. Terus apa hubungan menanam pohon dengan kesejahteraan? Saya teringat waktu SMP dulu, guru sejarah saya waktu itu bilang, kenapa di jalan – jalan yang masih cenderung alami banyak pohon “asem “yang ditanam? Ternyata menurut beliau penanaman pohon – pohon itu adalah kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Belanda agar bisa dimanfaatkan untuk para pejalan kaki dan bernilai ekonomis pada saat itu. Sederhananya seperti ini, meski kita tidak memiliki banyak uang, saat kita keluar atau mungkin beraktifitas di luar rumah, sejuknya udara di luar membuat damai hati yang tentunya akan membawa dampak positif tersendiri bagi setiap individu yang mungkin sedang memiliki masalah. Setiap kali bertemu dengan orang nampak budaya ketimuran yang begitu lekat diterapkan oleh setiap masyarakat. Sehingga potensi orang untuk melakukan hal kriminal juga akan terminimalisir. Inilah yang menjadi alasan kenapa meski di desa tidak banyak uang yang beredar tapi justru kedamaian nampak nyata pada kehidupan mereka. Jadi tidak heran bilamana banyak perilaku kriminal di kota. Sebagai contoh misalnya, seseorang lagi memiliki masalah dan sebenarnya tidak ada niat untuk melakukan hal – hal di luar hukum. Tapi karena udara di luar penuh polusi dan melihat tingkah laku manusia di sekitar jauh dari kata sopan maka tidak heran bila seseorang tersebut berpikir negatif yang berujung pada perilaku kriminal karena memang individu itu jauh dari kata damai dalam dirinya. Dan masih banyak hal – hal sederhana dalam kehidupan bangsa ini yang sebenarnya justru membawa pengaruh positif bagi masa depan dan eksistensi bangsa ini.

Tulisan ini mungkin cenderung tidak sistematis dan entah bisa dipahami atau tidak, tapi saya berusaha mengingatkan diri saya pribadi dan semoga orang lain juga, untuk lebih peka dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi bangsa ini. Segala sesuatu di dunia ini memang tidak bisa dilepaskan dari kata kepentingan, tapi saya sangat berharap bagi para pemimpin bangsa ini dan kelak saya pribadi jika diamanahin apapun akan jauh lebih memprioritaskan kepentingan umat yang membawa manfaat dari pada kepentingan kelompok yang notabenenya merugikan kepentingan umat. Insya Allah suatu saat nanti kedamaian itu pasti akan kita temui.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari “Ketidakbisingan” Yogyakarta

UN Berbasis Minat dan Bakat, Kenapa Tidak?

Imajinasi Percakapan Ayah dan Anak