22 Juli 2010

Pengabdian itu identik dengan pengorbanan. Tentu pengorbanan yang penuh keihklasan yang saya maksud. Namun demikian niat yang tulus tidak serta – merta mendapat jalan yang mudah dalam mewujudkannya. Bahkan tidak jarang niat lurus justru membawa seseorang ke dalam hal yang sebenarnya jauh dari apa yang ia harapkan. Banyak hal yang menyebabkan hal itu, diantaranya adalah pembenaran diri atas nama sebuah kepentingan.

Ini adalah salah satu hikmah yang bisa saya petik selama hampir satu tahun mengabdi dalam kepengurusan BEM Mengabdi dengan Hati. Selalu saja dalam dunia ini setiap peristiwa menarik untuk terus diambil hikmahnya. Kebahagiaan selalu diiringi dengan kesedihan, keberhasilan selalu diiringi dengan kegagalan, dan memang hal ini adalah takdir dari Sang Pencipta. Satu dari sekian banyak hikmah yang bisa saya ambil adalah jabatan politis itu ternyata potensial untuk disalahgunakan baik dengan sadar maupun tidak sadar. Mungkin karena terlalu banyak kepentingan hingga pada akhirnya seringkali kali kita melupakan niat dasar yang menjadi landasan perjuangan kita. Bukan karena kita tidak konsisten atau mungkin tidak bisa mengendalikan orang melainkan karena kita kalah dengan pilihan banyak orang meski pilihan itu tidak sesuai dengan apa yang menjadi harapan kita.

Dunia adalah kumpulan dari sekian banyak peristiwa dan ada hikmah yang begitu luar biasa di balik setiap peristiwa itu. Mau bagaimana kita menafsirkan atau menerjemahkan semua tergantung pada keputusan kita masing – masing. Dan inilah yang menjadi begitu berwarnanya dunia ini. Saya sendiri yakin bahwa niat tulus akan membawa kita pada ketenangan batin meski tetap tidak mudah untuk mewujudkan semua itu. Hanya sedikit kerja keras, ketekunan, dan kemantapan hati, insya Allah apa yang kita cita – citakan suatu saat nanti pasti akan tercapai. Semoga Allah senantiasa meluruskan dan memudahkan niat kita. SEMANGATTT !!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari “Ketidakbisingan” Yogyakarta

UN Berbasis Minat dan Bakat, Kenapa Tidak?

Imajinasi Percakapan Ayah dan Anak