Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

Tentang Pecel Ayam

Gambar
Harga suatu barang ditentukan oleh mekanisme pasar. Begitulah kira-kira yang saya ingat dari beberapa teori ekonomi yang pernah saya pelajari. Teorinya siapa ini, saya juga lupa pastinya.hhe. Tapi kalau tidak salah teorinya Mbah Smith. Beberapa hari yang lalu saya tidak sengaja membicarakan fluktuasi konsumen dalam satu bulan penjualan pecel ayam di Kendari. Tentu dengan si Mas Penjual yang sudah pasti orang Jawa Timur. Celetukan saya pertama adalah “tumben kok sepi Mas ?” Kemudian si Masnya menjawab “iya mas, kalau menjelang tanggal 25 biasane sepi. Engko tanggal 25 ke atas biasane rame maneh. Tengah ulan sepi maneh.” Pembicaraan kemudian berlanjut tentang harga bahan pokok dari bisnis kuliner yang hampir ada di setiap penjuru Indonesia ini. Saya bertanya ke Mas Penjual, “Emang regane harga pokok neng Jawa karo neng Kendari bedo adoh Mas? Soale kok bedone adoh banget rego pecel lele neng kene karo neng Jawa,hhe.” Si Mas Penjual kemudian menjelaskan hal yang menurut saya sangat m

Tentang Pendidikan

Gambar
Beberapa hari yang lalu saya membaca tulisan media nasional tentang plagiarisme dalam dunia pendidikan. Bukan merupakan sesuatu hal yang baru memang, tapi saya tertarik membaca tulisan itu karena yang bersangkutan adalah dosen tempat saya menuntut ilmu.hhe. Malu pasti, tapi inilah realitas dunia pendidikan di Indonesia. Penjahat atau mafia berkedok guru besar, profesor atau gelar prestise lain masih cukup mudah kita temukan di institusi yang katanya tempat orang-orang idealis ini. Saya juga yakin, bukan hanya di kampus saya fenomena ini terjadi. Kampus-kampus lain pun tidak jauh berbeda kondisinya. Menemukan plagiator dalam dunia pendidikan adalah suatu hal yang mudah. Dalam beberapa kasus malah bersifat traksaksional,hhe. Memahaminya memang harus komprehensif, kenapa seorang yang sering kali kita anggap sebagai tauladan dalam bidang keilmuwan melakukan hal busuk seperti itu. Kenyataan bahwa dunia pendidikan di Indonesia masih sangat minim penghargaannya terhadap karya,

Tentang Zaman dan Kebenaran

Gambar
Kata orang berpikir mendalam, kontemplasi, merenung atau kata-kata sepadan lainnya. Tapi kalau kata saya ini disebut Ndleming Setiap zaman punya ciri khasnya masing-masing. Merenungi kalimat sederhana ini memang terkesan mudah. Dan saya yakin hampir setiap orang pasti mengamini pernyataan ini. Karakter, identitas, ego, dan keinginan untuk beda dengan yang lain menjadi alasan hampir setiap orang setuju bahwa setiap zaman punya ciri khasnya masing-masing. Jarang dan bahkan hampir tidak ada angkatan dalam suatu perkumpulan baik di segala tingkat pendidikan menjelekkan angkatannya sendiri. Saling mengunggulkan dan bahkan tidak jarang jadi bumbu perang angkatan,hhe. Aktivis angkatan ’66 tidak mau disamakan perjuangannya dengan angkatan ’98, dan begitu seterunya. Pun begitu dengan ujian hidup. Ujian hidup berkembang sesuai dengan zamannya. Meskipun ujiannya itu-itu saja, tapi peran setan untuk mem- packaging -nya sangat mengikuti perkembangan zaman. Tujuannya jelas, menjauhkan manu