Belajar dari “Ketidakbisingan” Yogyakarta

Entah sudah berapa juta orang yang menuliskan kekagumannya terhadap Yogyakarta. Yang jelas daerah ini memang benar-benar istimewa, setidaknya itu yang saya rasakan setelah beberapa bulan berada di sini. 

Gambar diambil dari : https://www.bakpiamutiarajogja.com/
category/aktifitas-bakpia-mutiara/
Sebagai seorang perantau saya merasa tergelitik untuk mencoba membandingkan kota ini dengan beberapa kota yang pernah saya tinggali. Tentu bukan dalam rangka menyudutkan atau mengugulkan satu daerah dengan daerah lain, karena saya selalu yakin setiap daerah memiliki kekhasannya masing-masing. Membandingkan capaian menurut saya akan membuat kita lebih obyektif dalam menilai prestasi yang telah kita capai. Weleh ngomong opo to aku iki 😅😅😅

Ada beberapa hal yang menurut saya menjadi capaian luar biasa dari Yogyakarta, setidaknya untuk aspek-aspek yang saya merasakan dengan betul bagaimana prosesnya sekaligus melihat hasilnya sehingga ada keberanian untuk memberikan pendapat, ya meskipun tetap sangat subyektif,hhe berikut diantaranya :
a. Pelayanan Publik
b. Pendidikan
c. Sistem Layanan Aduan untuk Publik

Baik mari kita lihat bersama, aspek yang pertama persoalan pelayanan publik. Di Kota Yogyakarta, ada begitu banyak inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Salah satu contohnya adalah tentang proses pembuatan akte. Saya merasakan betul perbedaan pengurusan dokumen  kependudukan termasuk membandingkannya dengan beberapa daerah dulu saya bertugas plus daerah dimana saya dilahirkan, perbedaannya (maaf) jauuhhhhh. Secara publikasi mungkin sudah sama, tidak ada pungutan, dalam sekian hari selesai, dsbagainya. Hanya saja persoalan implementasi menjadi pembedanya. Seringkali di beberapa daerah distorsi dari apa yang telah dipublikasikan sangat jauh sehingga tak jarang kesimpulan masyarakat selalu berujung pada “ra ono bedone karo sedurunge.” Tapi Yogyakarta tidak demikian, dari level terendah sampai dengan akte saya terima, nyaris tidak ada sesuatu yang membuat saya merasa jengkel dengan pelayanan yang diberikan. Tak salah jika Kota Yogyakarta meraih predikat sebagai Kota dengan Pelayanan Publik Terbaik di Indonesia menurut Kementerian Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 

Sektor pendidikan. Sudah tidak diragukan lagi kualitas pendidikan di Kota Yogyakarta, setiap tahun selalu menempati posisi papan atas jika berhubungan dengan penghargaan terkait persoalan pendidikan. Pemberlakuan jam belajar, peran serta masyarakat dalam urusan sekolah, subsidi transportasi untuk pelajar, ppdb online, fraud yang minim adalah beberapa contoh hal nyata yang dilakukan dalam rangka meningkatkan sektor ini. Ah itu juga sama dengan daerah lain, lantas apa bedanya? Implementasinya Mas dan Mbak :D. Kalau kita melihat dari berita di media tentu tidak akan jauh berbeda, tapi saat kita mencoba mengulitinya, kita akan tahu seberapa jauh distorsinya. Jika daerah lain sebut saja distorsinya 5 dari 10 poin yang diharapkan, di Yogyakarta distorsinya 2 atau 3 dari 10 poin yang diharapkan. Terlalu normatif saya nulisnya? soalnya hal ini sensitif Mas dan Mbak,hhe. 

Sistem Layanan Aduan Publik pun menurut saya implementasinya juga menakjubkan. Beberapa daerah mungkin baru sekedar ide atau gembar-gembor telah mengembangkan sistem layanan aduan publik ini. Bagaimana Kota Yogyakarta? Mereka telah konsisten menerapkan dan melayani persoalan ini. Sebut saja UPIK, kalau gak salah kepanjangannya Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan (kalau salah maaf ya, males googling,hhe). Layanan ini bukan hanya untuk orang Yogyakarta tapi untuk siapapun yang ingin mendapatkan informasi terkait Yogyakarta dan merasa ada keluhan terkait keadaan Yogyakarta. Dan yang saya salut, mereka benar-benar serius memberikan layanan ini. Kalau tidak percaya coba saja, misal tanyakan SOP buat SIUP atau misal melaporkan keluhan harga makanan di tempat wisata, mereka akan menjawab dengan sangat detail.

Sebenarnya masih buannyaakkkk lagi inovasi yang bisa jadi role model bagi daerah lain. Tapi paling tidak saya butuh waktu 5 tahun untuk benar-benar bisa merasakan semuanya sehingga berani memberikan pandangan subyektif saya,hhee. 
Gambar diambil dari : http://www.cahyogya.com/2015/02/
gambar-logo-tagline-baru-yogyakarta-jogja-istimewa.html

Poin yang wajib ditiru oleh semua daerah di Indonesia adalah Kota Yogyakarta sama sekali tidak BISING. Selain capaian di atas, mereka juga punya penataan taman di sepanjang sungai, taman kota yang keren, taman baca yang kece, fasilitas penunjang kaum difabel, transjogja yang tak kalah dengan daerah lain, e-government yang mantap, dan berbagai prestasi lain. Tapi Kota Yogyakarta sepertinya, benar-benar paham bagaimana filosofi melayani. Tak perlu sibuk gembar-gembor di media untuk sebuah capaian yang sebenarnya belum tentu implementasinya baik, apalagi hanya sekedar agar dikenal publik dan dinilai baik, kemudian ujug-ujug maju ke level konstelasi politik yang lebih tinggi. Buanyyyakkk sekali saat ini kepala daerah yang memiliki inovasi (yang belum tentu teruji implementasinya) berani klaim ke media sebagai suatu keberhasilan. Tidak salah memang, tapi saat fokusnya adalah “menghebohkan” inovasi atau program unggulan biasanya justru lupa bagaimana implementasinya. Lupa bahwa ASN di bawahnya tidak paham apa yang dimaksud oleh pimpinan tertingginya. Jadi teruntuk daerah-daerah di Indonesia yang lain, benar-benar belajarlah dari Yogykarta. Kota ini tentu masih buannyaakk kekurangan, tapi setidaknya kota ini telah mampu sedikit harapan masyarakat terkait kota yang diimpikannya. Belajarlah dari KETIDAKBISINGANNYA dalam melayani masyarakat. Tak perlalu selalu heboh untuk dinilai publik. 








Komentar

Postingan populer dari blog ini

UN Berbasis Minat dan Bakat, Kenapa Tidak?

Imajinasi Percakapan Ayah dan Anak