Postingan

Harun Masiku dan Ulang Tahun Istriku

Gambar
Sebenarnya di hari lahir bunda ini, ayah ingin membelikan fasilitas pendukung agar channel “Menapak Jejak” bisa semakin lebih baik karyanya. Tapi berhubung ada satu dan lain hal yang membuat kita harus belajar lebih banyak tentang sabar dan ikhlas, berdialektika tentang kondisi bangsa ini bisa jadi alternatif pilihan yang menarik. Paling tidak mengajarkan anak-anak kita, betapa kedua orang tuanya sangat membenci koruptor sekaligus sangat mencintai Indonesia :D Terdengar agak aneh ya? Masak ulang tahun bukannya diberi kalimat-kalimat romantis dengan kejutan hadiah malah diajak diskusi tentang kebobrokan para koruptor di negara ini. Ya semoga bunda berkenan menikmatinya. Nda, masih ingat kan kasus yang menjerat salah satu komisioner KPU di negara ini? Yang kasusnya disinyalir erat kaitannya dengan partai penguasa di negara ini. Ayah tidak perlu menyebutkannya ya, biar ini menjadi rahasia aku, kamu, Ziya dan Sasa. Tentang kisah partai penguasa yang begitu susah “disentuh” dan c

Misteri D A K

Gambar
Sore ini tak seperti biasanya, aroma anyir seperti tak tahu malu masuk begitu saja ke dalam hidungku. Pilihan yang tidak menarik di tengah hawa merinding dan denyut jantung yang nampak seperti berlarian. Hari itu, aku tahu ada berita tentang meninggalnya anak SD karena tertimpa genting dan kayu saat pembangunan unit kelas baru. Sekolah yang terletak berpuluh-puluh kilometer dari pusat pemerintahan itu, aku pikir akan dimerger dengan sekolah di sekitarnya. Jumlah siswanya tak cukup untuk sekedar membuat klub sepakbola level kampung. Hidup enggan, mati tak mau. Kurang lebih begitu. Aku heran kenapa justru sekolah ini yang dapat bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah. Logika yang tidak masuk akal bagi jurnalis lokal macam diriku ini. Celakanya pimred media di mana aku mengais rezeki, menyuruhku menginvestigasi kasus ini. Sekitar pukul 16.00 aku tiba di lokasi, tali warna kuning bertulis police line mengelilingi sekitaran Tempat Kejadian Perkara (TKP). Darah seg

6 Tahun

Gambar
"Yah, kalau dapat kontrak lagi, kita fokus nabung untuk daftar haji ya," tetiba kamu bilang ke aku. Tanpa berpikir panjang aku langsung menjawab, "tapi kita kan belum punya rumah Nda, belum menetap. Ayah pengen prioritasin tempat tinggal dulu," responku saat itu. Dan kamu pun menimpali dengan tanpa beban, "Yah kewajibanmu sebagai suami itu menyediakan tempat tinggal. Dan aku alhamdulillah bersyukur dengan tempat tinggal yang sudah Ayah sediakan. Tempat tinggal kan tidak harus membeli, bisa kost, bisa kontrak. Toh aku masih menikmati kerjaan Ayah yang pindah-pindah, bisa merasakan tinggal di beberapa kota di Indonesia, hhee" sambil tersenyum kau menutup pembicaraan saat itu. Dalam hati, betapa beruntungnya aku memilikimu 😣 6 tahun sudah perjalanan pernikahan kita. Sepertinya kita sudah mulai dewasa menjadi pasangan suami-istri sekaligus orang tua dari kedua buah hati kita. Tak ada lagi pertengkaran yang meledak-ledak, ambisi yang terlalu menggebu dan te

Imajinasi Percakapan Ayah dan Anak

Gambar
"Ayah, kasus Novel Baswedan bagaimana kelanjutannya?" "Ada begitu banyak faktor Nduk kenapa kasus Novel Baswedan tidak kunjung selesai. Faktor yang paling dominan kalau menurut Ayah ya karena tidak ada yang mau bersungguh-sungguh menyelesaikan persoalan ini." "Maksud Ayah pripun? Penegak hukum tidak serius ngoten? Atau komitmen pemimpin negara ini yang kurang." "Kalau dikatakan tidak serius, ya tidak juga. Dikatakan serius, ya tidak juga. Kalau boleh diukur dari nilai 1-10, kalau menurut Ayah ada di angka 5,5." "Jadi pripun solusinya Yah?" "Solusi jangka pendeknya, semua media harus kembali heboh memberitakan kasus ini. Karena di negara ini, sesuatu yang heboh yang menjadi prioritas untuk diselesaikan. Kedua Presiden Jokowi dan Pak Prabowo harus fusion layaknya Son Goku dan Bezita, menyatukan kekuatan dan massa untuk mempertegas kembali tentang komitmen dan keseriusan dalam memberantas korupsi." "Kenapa harus Pr

Kebahagiaan Buruh NGO

Gambar
Bismillah... Bingung mulainya dari mana,hhee. Yang jelas ingin sekali membagi kebahagiaan dengan menulis ini dan menge-tag Kang Ikbal dan Rekan-Rekan semua. Hapunteun pisan sebelumnya. Ceritanya gini Gaesss.. Tadi pagi, sehabis sholat shubuh dan kajian dalam rangka tarhib ramadhan, saya duduk di serambi masjid sambil minum kopi sekalian nunggu hujan reda. (Gak penting banget ya diceritakan 😅). Ada Bapak yang mendekati nanya ini - itu. Sampai pada satu kesempatan gantian saya yang nanya, tentang kesibukan beliau di mana. Dan dari sinilah kebahagiaan itu dimulai. Beliau bekerja di Setda Bagian Pembangunan yang secara khusus menangani urusan pengadaan barang dan jasa. Saya seketika langsung pasang mimik penuh dengan antusiasme, sambil senyam-senyum dalam hati. Hhaaa. Beliau cerita panjang kali lebar, kali tinggi, tentang pengadaan barang dan jasa. Semua cerita beliau tersebut, melemparkan saya pada kenangan bersama Kang Ikbal dan Rekan-Rekan, punteun agak berlebihan penggunaan is

Pelacur Pendidikan - Bagian 1

Gambar
Aku harus menelepon Ibu, tidak ada jalan lain. Terlalu sulit bagiku untuk mengambil keputusan ini sendiri. "Assalamu'alaykum Mak? Mamak pripun kabare? Ini nomernya Teguh, ngapunten ganti nomor terus soalnya susah sinyal di sini." Aku membuka pembicaraan dengan Ibu. Tentu dengan perasaan dag-dig-dug yang susah aku jelaskan. "Wa'alaykumussalam... Oalah Le... Suwi ora nate telpon, Mamak kangen karo kowe. Alhamdulillah Mamak baik kabarnya, awakmu piye kabare Le? Kapan bali neng omah?" Jawab Ibuku dengan penuh antusias. Sungguh perasaanku saat itu makin tidak karuan. Gejolak antara senang, bingung dan tentu takut bercampur jadi satu. Percakapan ini adalah puncak dari kebingunganku menghadapi kabar baik dan sekaligus kabar buruk dalam hidupku. Aku tak tahu harus bercerita kepada siapa selain kepada Ibu. Aku sudah siap dengan segala konsekuensinya. Apapun yang disarankan Ibu, aku pasti akan menjalaninya. "Semoga lebaran ini Teguh bisa pulang ya Bu. Mohon

Belajar Memungut Sampah

Gambar
Ada satu peristiwa yang tidak akan pernah saya lupakan saat national staff meeting beberapa hari yang lalu. Bukan tentang berita baik atau buruk, tidak pula dengan genggap gempita capaian program yang luar biasa. Tapi tentang teladan yang diberikan Big Boss tempat di mana saya berkarya saat ini. Terus terang saya tidak kenal secara personal, hanya pernah sedikit berbincang dan main tenis meja bersama saat di hotel. Selebihnya, level saya dan beliau teramat jauh untuk dijangkau. Hhee. Beliau adalah direktur dari kontraktor yang dipercaya Pemerintah Australia untuk mengimplementasikan program INOVASI di Indonesia. Tak perlulah saya jelaskan siapa nama lengkapnya, cukup inisial beliau saja, yaitu RP. Beliau dari Australia tapi kemampuan berbahasa Indonesia sangat baik, pilihan katanya keren. Meski masih sering juga menggunakan bahasa asing untuk melengkapi setiap gagasan beliau. Dan peristiwa ini Gaess yang tak akan pernah saya lupakan. Pasca berbagai macam selebrasi dari event ou

Selamat Jalan...

Gambar
Beberapa hari sebelum lamaran, saya masih ingat betul istri saya pesan panjang lebar terutama saat berhadapan dengan Papa, calon mertua saya saat itu. Tentang aturan duduk, tidak boleh "jigang," atau jangan sampai konyol pakai topi dalam ruangan, lebih parah lagi memakai jas tapi datang dengan sepeda motor. Sekali kesan pertama jelek di mata beliau, tak akan mudah bagi saya untuk mendapatkan restu beliau. Padahal saat itu yang paling saya takutkan adalah menjelaskan profesi saya sebagai buruh NGO kepada beliau. Datang sendirian dari Kota Kendari, wahh kenangan yang tak akan pernah terlupakan. Alhamdulillah beliau tidak ada masalah dengan profesi yang saya tekuni. Selama menjadi mantu, sesekali beliau minta untuk diantar ke rumah kakak ipar atau ke rumah kerabat. Sekedar silaturakhim atau memang ada keperluan yang penting. Dan yang selalu saya ingat adalah setiap kali berdua di dalam kendaraan, beliau akan bercerita dengan sangat detail, apapun tema yang pada saat itu beliau

Surat Cinta yang Tidak Romantis

Gambar
"Yah, bacaan surat Al Fatihahmu banyak yang keliru," sambil tersenyum kamu bilang ke aku saat itu. Ada dentuman yang super duper "mangkel" sebenarnya, bagaimana tidak, sesuatu yang sudah aku hafal dari semenjak kecil disalahkan oleh istriku sendiri. "Sebegitu bodohkah aku saat belajar mengaji waktu kecil dulu?" gumamku dalam hati saat itu. Hhmmm.. Tapi sejenak aku tersadar, aku tidak salah pilih istri. Hati kecilku sebenarnya merasakan kebahagi aan yang susah untuk diungkapkan, hanya saja kesombongan dan keegoisanku masih dominan mengendalikan diriku. Dan saat itulah diskusi dimulai, diskusi yang diselingi dengan sedikit kearifan dan lebih banyak didominasi oleh perasaan sayang yang tertutupi kesombongan. Peristiwa itu akan selalu aku ingat sebagai titik balik betapa bersyukurnya aku memilikimu. Memiliki partner diskusi sekaligus penentram hati, memiliki kekasih sekaligus penasihat terulung, memiliki pendamping sekaligus manajer keuangan terb

Tolong "Telanjangi" Korupsi di Dunia Pendidikan

Gambar
Adakah di antara kita yang pernah melihat praktik korupsi di dunia pendidikan? 5,4,3,2,1 tetttt...  Okey sepertinya pertanyaannya terlalu luas. Mari kita lebih spesifikkan pertanyaannya. Adakah di antara kita yang pernah melihat laporan fiktif alias manipulasi laporan keuangan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)? Kalau mau jujur, pasti akan banyak yang menjawab SAYA. Kemudian jika ada pertanyaan turunan, kenapa sekolah sampai harus membuat laporan fiktif tentang penggunaan dana BOS tersebut? Jawabannya pasti beragam, dan saya yakin akan jadi ratusan tema menarik kalau mau dibuat skripsi atau tesis, percayalah.  Dua kasus tadi hanya contoh praktik kecil bagaimana oknum pejabat dan sekolah melacurkan "pendidikan" untuk syahwat materi mereka. Sekali lagi ini hanya sebagian kecil. 20% amanah konstitusi telah mewajibkan APBN dan APBD dialokasikan untuk dunia pendidikan. Celakanya, uang rakyat sebesar itu seringkali (kalau tidak mau dikatakan mayoritas) digunakan oleh

"Pemeras" Pejabat di Daerah itu.....?? Oknum Media salah satunya.

Gambar
"Mas ini ada teman dari media #$&"€¥®™~¿¬@%, silahkan langsung ngobrol dengan Mas Arief," salah satu Pejabat di Dinas Pendidikan mempersilahkan perwakilan dari media yang merupakan marketing dari media tersebut untuk ngobrol dengan saya. Feeling saya sebenarnya sudah tidak enak, pagi-pagi kenapa ada media datang. Dan benar saja, selembar kertas berisikan liputan kegiatan yang telah diprint dilengkapi dengan nota bertuliskan advetorial dengan angka Rp 300.000,- "Mas ini dari media kami, untuk liputan kemarin. Ini print liputannya," perwakilan media tersebut mencoba menjelaskan kepada saya tentang maksud dan tujuannya. Entah kenapa saya langsung reaksioner menjelaskan ke orang tersebut "Mbak mohon maaf sebelumnya, kami tidak ada transaksi model seperti ini. Kami mengundang dalam rangka ingin memperkenalkan program, jika acara kemarin menurut jenengan layak diliput, monggo silahkan diliput. Tapi jika tidak layak untuk diliput kami juga tidak apa-a

5 Tahun

Gambar
5 tahun, ternyata kita telah mencapai angka itu. Kalau dalam istilah perencanaan pembangunan di daerah, kita telah melewati apa itu RPJMD.hhe. Periode di mana suatu kebijakan harus dievaluasi sejauh mana capaiannya, kalau bagus lanjut periode selanjutnya, dan jika tidak, ada baiknya mengganti Nakhoda baru. Heleh ngomong opo to iki? Sepurane kebawa nuansa :D Semoga tulisan ini suatu saat bisa bermanfaat untuk keturunan kita. Tak pernah ada yang mudah dalam menjalani suatu komitmen, apakah itu tentang ideologi, pekerjaan, keyakinan atau bahkan urusan percintaan. Halangan dan tantangan seperti tak pernah ada selesainya, tapi justru itulah yang membuat perjalanan ini semakin menarik untuk dilewati. Alhamdulillah, kita telah bisa melalui 5 tahun ini dengan penuh kebahagiaan dengan tanpa melupakan “riak-riak” perdebatan, pertengkaran, ujian keuangan, ujian kesabaran dan berbagai ujian lainnya. ----- Kakak Zee dan Dek Sasa, jika tolak ukur yang digunakan oleh seorang perempuan dalam menja

Masih Ada Orang seperti ini

Gambar
Wajah beliau nampak lebih tua dari pada usianya. Pakaiannya sangat tidak fashionable, kalau tidak mau dikatakan bajunya jelek. Kesehariannya sangat sederhana, super sederhana malah. Padahal dari sisi penghasilan, jika beliau mau, bisa saja beliau berdandan ala eksekutif muda. Rapih, berdasi, bawa mobil, pakai gadget super canggih atau gambaran eksekutif muda pada umumnya.  Usianya selisih 2 tahunan dari saya, tapi untuk persoalan dakwah, juaaauuuhhh sekali perbedaannya. Sebut saja namanya Mas Galon, saya sengaja menyamarkan nama beliau, agar saya tidak merusak keikhlasan beliau dalam beramal dan beribadah. Mas Galon ini memang sambilannya jualan, salah satu usahanya isi ulang air galon, jadi izinkan saya memberi nama panggilan beliau Mas Galon :D . Oh ya Kenapa saya bilang sambilannya jualan, karena versi saya, beliau ini kerjaannya ibadah, sisanya baru buat kerja.hhe. Saya benar-benar kenal beliau sekitar setahunan ini. Lebih tepatnya saat saya mulai tinggal di Jogja secara