KARENA TUHAN MAHA BERKEHENDAK

Jum’at, 24 September 2010

Beberapa hari terakhir banyak peristiwa yang luar biasa bagiku. Memang konsenstrasi hanya pada skripsi membuat rutinitasku banyak yang berkurang. Sehingga banyak hal yang bisa aku lakukan yang sebelumnya sangat sulit aku lakukan. Sekedar sharing dengan Bapak – Ibu, mendengar permasalahan saudara, hingga pada meninggalnya kakekku dan cucunya yang hanya berselisih seminggu. Sungguh tidak ada yang bisa tahu seperti apa hidup kita kelak. Sekali lagi kewajiban kita hanya berusaha memerankan sebaik mungkin akan skenario yang telah Allah gariskan pada kita.

Salah satu kebahagian terbesarku adalah aku dikaruniai kedua orang tua yang sungguh luar biasa bagiku. Beliau lulusan sekolah rakyat semuanya. Tapi aku mengakui kemampuan beliau sungguh luar biasa dalam memerankan skenario yang Allah gariskan selama ini. Belajar tanggung jawab itu yang selalu beliau sampaikan pada ketiga anaknya. Semoga Allah berkenan merahmati dan melindungi kedua orang tuaku sampai saat ajal menjemput kelak. Dan semoga Allah berkenan memberiku kekuatan untuk dapat memberangkatkan beliau ke tanah suci ya Rabb. Perkenankanlah doa hamba – Mu ini ya Rabb.

Aku juga mendapat banyak hikmah dari peristiwa yang aku alami saat aku menjadi pendengar keluh kesah seorang Ibu terhadap anaknya. Bukan karena mengeluh akan susahnya mencari penghidupan, tapi ternyata menyeleraskan keinginan orang tua dan anak itu tidak mudah dan cenderung berpotensi besar menimbulkan masalah. Terkadang memang melihat permasalahan seperti ini hanya bisa diselesaikan dengan hati yang jernih. Susah mempertemukan hati seorang ibu dengan akal seorang anak yang biasanya cenderung labil dan spontan. Tapi bagaimanapun juga ibu adalah ibu yang kasih sayangnya sungguh luar biasa besarnya. Jelas tak akan terbalas kasih sayang beliau bahkan saat kita mempersembahkan segala apa yang kita punya.

Peristiwa terakhir yang sungguh luar biasa bagiku adalah maut. Sungguh maut adalah rahasia Allah yang tidak akan pernah tau kapan peristiwa itu datangnya. Maut bagaikan kejutan yang datangnya tidak pernah sama sekali kita duga. Maka benar jika Rosul bilang siapakah orang yang paling bijak di dunia ini? Rosul menjawab dia yang selalu mengingat maut di setiap langkahnya. Karena memang hakekat hidup kalau kita cermati lagi adalah persiapan diri untuk menghadapi maut. Karena semua yang memiliki nyawa pasti akan mengalami apa itu yang disebut dengan kematian.

Peristiwa pertama terjadi beberapa tahun yang lalu. Mungkin ada sekitar 10 tahunan yang lalu. Aku lupa tepatnya tanggal dan tahun berapa peristiwa itu terjadi. Tapi insya Allah bayangan cerita akan peristiwa itu masih melekat dalam ingatan ini. Beliau adalah putri dari kakek aku. Emm secara kekerabatan beliau adalah adik dari kakek aku dari Bapak. Waktu itu beliau dalam perjalanan entah detailnya seperti apa tapi peristiwa besar itu terjadi saat ada mobil yang bannya meletus dan menabrak keluarga putri dari kakekku ini. Putri beliau waktu itu sedang hamil dan waktu itu ada dua putrinya juga serta suami yang sedang membawa motor. Sungguh kehendak Allah tidak pernah diduga, keluarga tersebut meninggal termasuk juga kandungan yang sedang ada di dalam rahim sang ibu. Hanya menyisakan satu putri dan yang lainnya ternyata sudah tidak bisa tertolong. Sekali lagi sungguh maut adalah rahasia Allah yang siap datang kapan saja sesuai kehendak Sang Sutradara yang Maha Menguasai segala apa yang ada di langit dan di bumi.

Beberapa hari terakhir kakek aku kemudian yang meninggal. Beliau memang sudah lanjut usia. Seminggu setelah kakek meninggal sang cucu yang baru berumur 3 tahunan kembali dipanggil oleh Sang Kholik. Sangat manusiawi jika peristiwa tersebut membuat manusia bersedih atau menangisi keadaaan meski kita sadar suatu saat kita juga akan mengalaminya. Tapi hikmah terbesar yang harus kita tangkap adalah apakah diri ini siap dipanggil oleh Sang Khalik sedangkan kita merasa belum begitu baik memerankan skenario yang Allah buatkan untuk kita. Atau justru kita terlalu sering memerankan kehidupan tanpa alur skenario yang Allah buatkan untuk kita? Sungguh Allah terlalu baik bagi kita. Entah berapa banyak kesalahan yang telah kita lakukan tapi nampaknya Allah masih sangat sayang dengan kita. Buktinya Allah masih memberikan nafas untuk kita yang berarti masih memberikan kesempatan untuk kita agar segera menyadari dan memohon maaf akan segala kesalahan baik yang kita sengaja ataupun tidak. Sungguh Allah maha pengampun. Ya Rabb perkenankanlah kami dan orang – orang yang kami sayangi meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Maafkanlah kami ya Rabb...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari “Ketidakbisingan” Yogyakarta

UN Berbasis Minat dan Bakat, Kenapa Tidak?

Imajinasi Percakapan Ayah dan Anak