Kontemplasi

Heningmu tak lagi membawa kedamaian

Begitu juga dengan tawamu

Terasa hampa tak terasa

dan Dia,,,

Tetap berkuasa meskipun semua mahluk mengkhianatiNYA

Dan akan tetap berkuasa selamanya


Kesunyian dan kesepian ini entah smpai kapan akan berlalu

Merasa menjadi orang tak berguna karena tidak tahu harus melakukan apa

Mendekat ke arah kiri hati terasa terbohongi

Mendekat ke arah kanan merasa tidak pantas menjadi bagian

Sedangkan waktu akan terus berjalan


Haruskah cita-citamu kau gadaikan hanya karena kalah dengan keadaan?

Atau memang kamu memilih untuk menjadi seorang pecundang?

Semua tahu bahwa kamu sendiri melewati semua ini

Tak ada satupun orang saat ini yang benar-benar mengerti keadaanmu

Bahkan kedua orangtuamu

Sungguh memang berat apa yang sedang kau alami kawan


Dahulu keadaan memanjakanmu

Selalu saja ada orang disampingmu

Tapi sekarang lihatlah dirimu?

Sendiri, bagaikan musafir yang berada di tengah padang pasir


Sisi hitammu tetap seperti dulu

Menjadi lemah saat keadaan itu muncul

Tuhan? Mungkin Tuhan juga sudah mulai bosan melihat dirimu

Selalu itu dan itu kesalahan yang kamu perbuat

Hehhh lihat dirimu sekarang tak ada lagi yang bisa kamu perbuat


Keadaan memaksamu untuk benar-benar bergantung dengan Tuhan

Apa kamu bisa? Sekali lagi apa kamu bisa?

Mungkin setiap orang akan ragu jika tau siapa dirimu yang sebenarnya

Tuhan terlalu baik telah menutupi semua aibmu


Meski berat kelak kamu akan bisa melewatinya kawan

Masalah ini akan membuatmu menjadi pribadi yang tangguh di hadapan Tuhan

Ingatlah kata-kata orang yang pernah dekat denganmu

Dia selalu bilang kelak kamu akan jadi orang besar

Mungkin kamu sendiri ragu melihat dirimu sendiri

Tapi bagaimanapun masa depan tetap menjadi rahasia Tuhan


Kau pasti bertanya bagaimana dengan kesalahanku pada Tuhan?

Yakinlah bahwa Tuhan itu tak terbatas pengampunanNYA

Tpi bagaimana jika aku terus mengulanginya?

Tetaplah berdoa, memohon ampun, dan menyembahNYA

Kelak petunjuk itu akan datang dengan sendirinya

Yakinlah itu kawan !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari “Ketidakbisingan” Yogyakarta

UN Berbasis Minat dan Bakat, Kenapa Tidak?

Imajinasi Percakapan Ayah dan Anak