Namanya Greenlight (dan Aku sangat menyayanginya)

13:36

2 Juni 2011

Namanya Greenlight. Salah satu organisasi atau jika mang belum layak disebut organisasi nampaknya sebutan komunitas paling tepat untuknya. Ahhh apapun itu namanya, greenlight adalah salah satu wadah paling berharga yang pernah saya temui selama sya menempuh pendidikan di Jatinangor. Di tengah kegersangan pengetahuan dan ilmu yang tidak sepenuhnya tersampaikan di dalam materi perkuliahan Greenlight hadir bagaikan air yang menghilangkan rasa dahaga,hhe. Agak berlebihan klo ini mah :D


Santun, bersahaja, pintar, tidak sombong, saling mengingatkan, saling mendoakan,penelitian, pengembangan potensi manusia, kritis, ilmiah, kekeluargaan, proyek, debat, tengkar, dan mungkin cinta menjadi hal berkesan yang tak akan pernah saya lupakan. Bagi saya Greenlight adalah semua itu. Semua tentang segala hal yang melekat pada dirinya. Dan saya akan selalu bangga dengan segala hal tentang Greenlight. Iya sampai kapanpun dan menjadi apapun kelak saya akan sangat bangga menjadi bagian dari Greenlight. Bodoh amat orang menyebutkan apa Greenlight itu? Distro L. Ah apapun kata orang yang penting Greenlight adalah salah satu tempat belajar paling hebat yang pernah saya temui. Dan sekali lagi saya sangat bangga dengan Greenlight J

Setiap zaman punya ciri khasnya masing-masing tentu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Jika ada yang baik pasti ada yang buruk, begitu juga jika ada pujian tentu akan diikuti oleh cacian. Apapun yang terjadi saat ini adalah prestasi terindah yang bisa kita berikan untuk Greenlight. Saya yakin sepenuhnya meskipun terus terang saya belum bisa membuktikan tapi keyakinan itu membawa kekuatan bagi saya bahwa orang-orang yang berada di dalam Greenlight adalah orang-orang dengan potensi besar yang insya Allah kelak akan dapat memberikan warna positif bagi kemajuan Bangsa ini. Sama halnya dengan Greenlight itu sendiri. Greenlight adalah potensi positif yang dimiliki oleh dia yang dengan sadar memilih atau mungkin kecelekaan masuk jurusan Ilmu Pemerintahan. Dan sangat disayangkan jika potensi positif itu terkubur oleh warna lain yang mungkin seringkali membuat kita lupa bahwa Greenlight adalah potensi positif yang jika kita sungguh-sungguh mengelolanya akan menjadi warna paling positif di lingkungan apapun dia berada. Bukan karena eksistensinya di mata orang tapi karena niatan tulusnya untuk memberikan manfaat bagi kemajuan umat. Kang Zein dan Teh Shafiera adalah orang-orang luar biasa yang dengan segala kelebihan dan kekurangannya berinisiatif untuk menciptakan Greenlight. Niatan mulia beliau menjadi tekad bagi kita untuk mewujudkan mimpi-mimpi Greelight.

Seringkali kali kita berpikir bahwa Pancasila, UUD, atau peraturan perundang-udangan lainnya adalah bentuk kesempurnaan konsep yang susah untuk dicari celahnya. Tapi kenapa Indonesia sampai detik ini hanya terkesan begini-begini saja? Bisa jadi karena orang-orang yang ada di dalamnya pandai dalam mengkonsep dan lemah dalam mempraktekkan. Saya berdoa semoga kita tidak termasuk di dalamnya. Apa yang ada di Greenlight adalah pemikiran yang nyaris sempurna untuk memberikan warna positif bagi dunia penelitian sosial dan pengembangan manusia yang insya Allah jika kita bersungguh-sungguh kelak akan memberikan manfaat bagi kemajuan umat.

Bukan karena saya meragukan komitmen atau loyalitas kita sebagian dari Greenlight tapi seringkali kesibukan kita membuat kita sedikit lupa dengan Greenlight. Jelas ini adalah pilihan bagi individu siapapun itu. Namun alangkah berdosanya jika kita egois memanfaatkan Greenlight hanya untuk kepentingan pribadi kita. Kita masuk Greenlight hanya untuk mengambil nilai-nilai positifnya tanpa kita memperhatikan keberlangsungannya. Bagaimanapun bentuk Greenlight dia tetep “sesuatu” yang membutuhkan bantuan kita untuk terus memerpertahankan eksistensinya. Dan siapa lagi yang mau mengurus Greenlight jika kita tidak meluangkan waktu untuk mengurusnya. Bagaimana jika adek-adek angkatan kita yang memiliki potensi luar biasa dalam bidang penelitian dan pengembangan manusia terkubur potensinya hanya karena kesulitan mencari wadah yang sesuai dengan mereka? Bukankah kita mendzolimi mereka?

Biarlah jika saat ini orang melihat kita dengan mata sebelah atau mungkin malah justru merendahkan tapi saya yakin sepenuhnya jika kita mau bersungguh-sungguh Greenlight bisa menjadi pilihan utama di saat Jurusan belum mampu memberikan pelayanan yang prima bagi mahasiswanya.

Mungkin tulisan saya kemana-mana dan agak susah diterjemahkan,hhe. Tapi insya Allah saya menulisnya dengan hati. Hati yang akan selalu rindu pada orang-orang hebat yang ada dalam Greenlight. Dan hati yang selalu sayang pada Greenlight. Sampai kapanpun dan menjadi apapun, Greenlight dan orang-orang di dalamnya adalah salah satu anugerah terindah yang pernah saya miliki. Tidak ada kata terlambat untuk menjadi individu yang lebih baik. Begitu juga tak ada kata terlambat untuk membuat Greenlight menjadi lebih baik lagi. Ayo kita meluangkan sedikit waktu kita untuk memikirkan dan melakukan sesuatu agar Greenlight menjadi lebih baik lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari “Ketidakbisingan” Yogyakarta

UN Berbasis Minat dan Bakat, Kenapa Tidak?

Imajinasi Percakapan Ayah dan Anak