ATAS NAMA INVESTOR AKU RELAKAN KAMU “MEMPERKOSA” KEHORMATAN IBU PERTIWIKU

26 Januari 2011 (16 : 16)

Indonesiaku sayang, Indonesiaku malang...

Ada apa dengan dirimu ibu pertiwiku? Tiap kali nonton berita selalu aja ada berita heboh yang entah kenapa semakin mempertegas betapa bobroknya negara ini. Sampai kapan harus menjalani hari-hari yang penuh dengan berita suram ini. Tapi ya sudahlah sya masih sangat yakin Allah tidak akan pernah memberikan ujian di luar batas kemampuan yang dimiliki oleh mahluk-Nya. Ya sya sangat yakin akan hal itu...

Tidak ada yang komentar jika sya punya pernyataan kalau negeri ini kaya dengan segala sumber daya alam yang tersimpan di dalamnya. Kalau ada yang menyangkal atau mempertanyakan sya sudah dapat pastikan orang itu bermasalah dengan sistem saraf di otaknya,hhe. Selalu saja muncul pertanyaan klise dari awal tahun negara ini berdiri sampai saat sekarang ini. Kenapa rakyat ini miskin? Kapan rakyat ini sejahtera? Kenapa masih banyak orang hidup tidak layak di negara ini? Kenapa, kenapa, dan kenapa? Susah memang menemukan jawaban dari pertanyaan itu, meskipun sudah tau jawabannya susah juga bagaimana harus merubahnya,hhe. Seapatis itukah kita dengan negara kita sendiri? Saya harap tidak karena kembali lagi kalau kita menganggap Tuhan itu ada, berarti kita harus yakin bahwa Tuhan tidak akan ngasih ujian di luar batas kemampuan yang kita miliki. Kalau tidak dalam waktu dekat, mungkin saat kita nanti dewasa, atau jika belum mungkin pada zaman anak kita, atau jika masih belum mungkin pada saat cucu kita dewasa, atau jika msih belum juga mungkin pada saat cicit-cicit kita, dan jika masih belum saya sarankan penduduk negara ini hijrah saja ke negara tetangga,hhe. Tapi saya harap hal itu tidak terjadi J

Sebenarnya saya ingin menulis tentang satu kata yang entah beberapa hari ini kerap muncul dalam otak ini. Kata itu tidak asing di masyarakat kita,hhe, bahkan cukup populer meski tidak sepopuler mbah gayus. Investor, iya kata itu yang membuat banyak pertanyaan muncul dalam otak saya. Saya sedang tidak ingin membahas masalah kaum kapitalis, kaum sosialis, kaum Indonesianis (soalnya selalu setengah-setengah negara ini jadi susah mengkategorikan,hhe) dan istilah-istilah lain yang sering muncul di perkuliahan. Saya hanya ingin membahas investor terserah mau makek pisau analisis yang mana.

Kebetulan skripsi saya membahas tentang aktor-aktor yang terlibat dalam pengelolaan tambang emas di tempat kelahiran saya. Memang tidak sebesar tambang-tambang di Kalimantan atau Papua tapi cukuplah menggambarkan bagaimana kondisi dunia pertambangan di negara ini. Satu nama yang sangat berperan tentu adalah orang yang mendapat julukan investor entah itu dalam bentuk korporasi atau negara. Tapi memang sangat membanggakan orang yang mendapat julukan ini apalagi investor di bidang pertambangan. Saya yakin kalau udah pernah brhasil akan susah miskin itu orang, buktinya bakrie udah kehilangan lapindo tetap ja gak miskin,hhe.

Benarkah negara ini tidak mampu mengelola potensinya sendiri? Benarkah hanya karena alasan resiko tinggi, biaya tinggi, dan teknologi tinggi yang menjadi alasan negara tidak mampu mengelola potensi-potensi itu sendiri? Tentu saya tidak punya kapasitas untuk menjawab hal ini, tapi yang jelas kata investor juga menjadi hal penting bagi calon-calon bupati yang selalu bilang akan mendatangkan investor untuk mengelola bla bla bla. Sangat terkenal bukan kata investor? J

Ada yang tidak beres menurut saya. Jujur sya mencoba membuang jauh apa itu konspirasi tingkat tinggi, saya hanya berusaha menganalisis seobyektif yang saya mampu. Kalau kecenderungannya nanti mengarah ke konspirasi mungkin memang ada indikasi tapi sekali lagi asumsi saya hanya didasarkan pada apa yang pernah saya temukan dan saya pahami. Ada beberapa kesimpulan dari perenungan tersebut,hhe.

Pertama adalah investor itu adalah sosok yang sangat kuat jauh melebihi kekuatan presiden. Kesimpulan itu muncul setelah dalam beberapa hal kepala negara atau kepala daerah seakan-akan menganggap investor sebagai kunci keberhasilan kepemimpinannya. Sehebat itukah investor? Jawabannya iya, karena tanpa investor negara tidak mampu berbuat apa-apa. Emmmmm,,, (tapi jangan bilang siapa2 ya), presiden sby ma bakrie lebih didengar mana ma PSSI? Berarti siapa yang lebih hebat investor atau kepala negara/kepala daerah? Jawab aja sendiri ya.hhe.

Kedua, investor bisa “memperkosa” siapapun. Benarkah? Iya, hasil pengamatan saya investor dari kelas teri sampai kelas kakap bisa “memperkosa” apapun yang di mau. Bahkan jika perlu potensi alam yang dimiliki bumi pertiwipun direlakan, silahkan “mau diapakan” yang penting investor sudi menginvestasikan dirinya. Contoh yang paling mudah dilihat adalah apa yang dilakukan freeport ama negara ini, berapa banyak korban “perkosaan” yang telah dilakukannya. Maka gak heran jika ada pernyataan “atas nama investor aku rela mengorbankan kehormatan negaraku.”

Ketiga yang juga terakhir investor adalah status paling tinggi di sistem masyarakat negara ini. Mungkin juga di negara lain, emmm, entahlah yang pasti jika sudah mendapatkan embel-embel investor kita berhak mendapatkan penghormatan oleh siapapun. Sssssttttt,,, bahkan oleh kepala negara sekalipun lho. Buktinya, coba deh kalau ada investor yang mau datang mau menginvestasikan sesuatu pasti tanpa diundang kepala negara atau kepala daerah itu menyempatkan diri untuk ikut datang,hhe. Atau memang udah tugasnya begitu? J. Ahhhhrrggggg terserah deh.

Kembali serius,,

Syarat utama yang harus dimiliki jika ingin menjadi investor adalah kaya. Kaya mutlak harus dimiliki oleh investor, mau sebodoh apapun, sejelek apapun, syarat mutlak yang harus dimiliki investor tetap adalah kekayaaan. Uang memang bukan segalanya tapi terbukti dengan uang kita bisa banyak melakukan sesuatu. Yang terparah tentu jika label investor itu dimiliki oleh orang yang jahat, yang rakus akan segala sesuatu, yang tidak beragama, yang tidak beretika, dan yang tidak ber-ber lainnya. Bisa dibayangkan apa jadinya negara ini jika dikuasi oleh para investor seperti itu. Eiiittttsss, jangan salah potensi investor jelek itu bukan hanya muncul dari orang asing tapi tidak menutup kemungkinan investor pribumi berperilaku yang merugikan negara sendiri. Karena bagaimanapun nilai-nilai baik buruk itu universal bukan hanya ada di Indonesia tapi juga negara lain memiliki nilai-nilai kebaikan itu. Penting bagi kepala negara atau kepala daerah bekerjasama hanya dengan investor yang baik-baik saja, yang berdampak positif pada negara ini. Jadi kesimpulannya saya ingin menjadi investor,hhe iy cita-cita itu yang sekarang coba saya sugestikan pada diri ini. Dan semoga juga menjadi cita-cita sahabat-sahabat semua. Mari kita coba berandai-andai jika pelaku korporasi di balik freeport itu orang yang dermawan, pasti deh semua orang di Papua tidak ada yang miskin J, benar gak? Tapi kenapa sekarang masih banyak orang miskin di Papua? Ya terlepas dari segala perjanjian antara pemerintah dengan freeport, mungkin para investor di balik freeport itu rakus jadi semua maunya diambil sendiri,hhe. Tidak perlulah menganalisa terlalu jauh J

Ayo kawan kita berjuang semampu kita agar kelak kita bisa menjadi investor. Investor yang mampu memberikan manfaat untuk umat, jangan sampai negara ini dikuasai oleh investor-investor busuk yang hanya bisa “memperkosa” tanpa memikirkan nilai-nilai kebaikan yang sebenarnya berlaku universal, lintas agama, lintas suku, lintas negara. Insya Allah, pasti ada hikmah di balik semua ujian yang ditimpakan di negara ini. Tetap yakin dan harus yakin bahwa suatu saat cita-cita para pendiri bangsa ini akan terwujud, insya Allah...

Komentar

  1. smua tjd sebab perbenturan kbodohan

    BalasHapus
  2. terkadang kebodohan moral dan intelektual tidak berjalan berdampingan. yang jelas kebodhan moral jauh lebih berbahaya dari kbodhan intelektual.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari “Ketidakbisingan” Yogyakarta

UN Berbasis Minat dan Bakat, Kenapa Tidak?

Imajinasi Percakapan Ayah dan Anak