Hanya Iseng Nulis

Selasa, 30 November 2011
Lantai 11 CBC 26
16 : 37

Sesaat sempat berpikir apakah ini adalah dunia terbaik untukku saat ini? Pertanyaan yang terus terang aku tidak tau harus menjawab dengan sudut pandang yang mana. Tapi yang pasti inilah warna baru dalam duniaku yang harus aku jalani. Mungkin sedikit naif jika aku tidak bersyukur meski terus terang apa yang sedang aku jalani saat ini belum bisa memuaskan hati. Iya aku sangat bersyukur dengan duniaku saat ini. Terima kasih ya Allah atas segala nikmat yang Engkau berikan.

Tentu ada alasan kenapa aku bilang, aku masih belum begitu sreg dengan duniaku saat ini. Yang pertama dan paling utama sebenarnya adalah karena duniaku saat ini sama sekali tidak berhubungan dengan apa itu pemberdayaan masyarakat, pendidikan, dan pengabdian yang menjadi cita-citaku saat ini. Tapi sampai kapanpun aku akan terus menghidupi mimpi-mimpi itu. Sampai kapanpun !

Nulis blog kali ini bukan karena ingin berbagi tapi murni pengen curhat,hhe. Ya sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan tentu aku tak bisa hidup dengan menyimpan masalah. Setidaknya aku bisa menuangkan masalah melalui blog ini,hhe.

Ada beberapa pernyataan dan perihal yang seringkali membuat otakku berpikir keras akan dunia baruku saat ini, diantaranya sebagai berikut :

  1. Perusahaan yang masih menggunakan modal pribadi meskipun omzetnya ratusan miliar tetep masih dalam kategori perusahaan konvensional. Bayangin aja gan, dalam hidupku hutang adalah salah hal yang paling harus hindari, eh dalam dunia baruku malah dikatakan sebagai indikator perusahaan itu konvesional atau modern. Anda bisa bayangin gan gimana pertentangan otakku,hhe.
  2. Salah satu keberhasilan yang paling membanggakan adalah jika ada karyawan (tentu yang bertugas mencari nasabah) berhasil meng-takeover nasabah dengan nilai ratusan miliar rupiah dari bank atau kompetitor lain. Sebenarnya sih aku mengaku hal ini sah-sah saja, namun bertentangan dengan kata hatiku yang dalam berdagang sebenarnya kita tidak boleh menyakiti perasaan orang lain. Lah kalau kasusnya kayak gini kan tentu bank yang di-takeover akan sangat tersakiti dengan keadaan itu. Mungkin aku terlalu bermain perasaan kali,hhe. Ya namanya juga lagi curhat.
  3. Kehidupan orang-orang di sini agak wah. Iya sih, penilaian wah atau tidak itu seringkali relatif. Tapi yang seringkali menjadi hati ini tidak enak kalau para karyawan ngomongi golf dan sibuk dengan blackberrynya masing-masing,hhe. Pertanyaan pertamaku kenapa kedua hal ini bisa meningkatkan status sosial seseorang? Entah korelasi darimana tapi secara realita kedua hal tersebut meningkatkan status sosial seseorang. Insya Allah aku gak iri, cuman mengamati sebagai seseorang yang suka memperhatikan hal-hal menarik dalam kehidupan sosial,hhe.

Beberapa hal di atas memang kecenderungannya sedikit membuat hati ini bergejolak, tapi ada beberapa hal yang membuat hati ini menjaga damai dan bersyukur atas nikmat Allah yang berkenan memberikan kesempatan untuk belajar di sini. Diantaranya adalah :

  1. Orang-orang yang ada di kantor sholatnya tepat waktu. Subhanallah yang ada dalam bayanganku sebelumnya jika aku bertempat di sini aku akan bakalan sulit untuk sholat atau baca alqur’an, tapi kenyataannya salah besar. Kesempatan itu bukan hanya luas tapi juga terbuka lebar untuk siapapun yang ingin mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Syukur alhmdulillah.
  2. Ada tempat semacam DKM dalam lingkungan keluarga karyawan di sini. Meski tidak punya sarana khusus semacam masjid tapi kekeluargaan dalam ikatan Islam tersedia bagi siapapun yang ingin mendekat.
  3. Ada kursus sistem hukum Islam yang tentu sangat bermanfaat bagi kita yang benar-benar ingin belajar apa itu Islam.
  4. Karena di sini transaksinya sekala besar jadi kerjanya agak nyantai. Syukur alhamdulillah keadaan ini membuat aku bisa banyak belajar akan dunia baruku. Dan tentu membuat aku menikmati dunia baruku.
  5. Para penghuni kantor subhanallah baik-baik banget orangnya jadi membuat aku semakin krasan.
  6. Dan terakhir banyak kesempatan untuk menikmati dunia baru yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, rafting, naik pesawat, maen golf, dan lain sebagainya,hhe.

Apapun itu yang pasti aku yakin ini adalah pilihan yang terbaik yang Allah berikan untukku saat ini. Tak akan pernah aku sedikitpun mereduksi mimpi-mimpi itu, dan aku yakin apapun kondisinya kita bisa memberikan manfaat untuk kemajuan Islam, kemajuan umat. Meski aku sadar aku juga bukan orang yang benar-benar baik. Tapi setidaknya tak ada salahnya untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik menurut pandangan Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari “Ketidakbisingan” Yogyakarta

UN Berbasis Minat dan Bakat, Kenapa Tidak?

Imajinasi Percakapan Ayah dan Anak