Karena ia adalah Sang Pencari !

Selasa, 17 Mei 2011

Sang pencari itu akhrnya menghentikan langkah. Bukan untuk kembali ke masa lalu tapi untuk sejenak menghela nafas. Karena perjalan itu masih sangat pnjang. Usaha, doa, dan twakal adalah teman yang akan selalu menemani dalam perjalan ini. dan mimpi2 itu smpai kapanpun akan terus dia hidupi.

Satu tahap telah terselesaikan. Sang pencari pun bersiap untuk melangkah ke dalam dunia barunya. Dunia yang kata orang penuh dengan kepalsuan, dunia yang penuh dengan pragmatisme tak bertuan, dan dunia yang penuh dengan keduniaan. Ahhh hidup tak selamanya seperti yang dibayangkan orang. Mau baik atau tak baik adalah bentukan pikiran seseorang. Ia terus belajar meyakini bahwa apa yang terjadi di dunia sudah diatur oleh Sang Pemilik Hidup.

Matahari menyinari bumi adalah suatu kepastian. Terasa panas, sejuk, atau bahkan tak terasa sama sekali dia akan tetap menjalani apa yang menjadi tugasnya, yaitu menyinari bumi. Tak ubahnya sinar matahari. Hidup terus berjalan, senang, susah, ketawa, marah, jatuh, bangkit, ataupun hidup dan mati adalah perputaran hidup yang harus dilalui. Sinar matahari akan terasa indah jika manusia mampu menikmatinya. Jika terlalu panas manusia bisa tetap merasakan indahnya sinar itu jika ia berteduh di bawah pohon. Cara berpikir ini yang coba ia yakini bahwa segala sesuatu itu selalu ada hikmah.

Terkadang bayangan dunia membawa ia pada suatu titik yang justru menjatuhkan semangat dan idealismenya. Bahwa bayangan-bayangan yang selama ini ada dalam imajinasinya tak ubahnya berupa bayang semu yang imajiner. Tak mungkin, utopis, dan sangat tidak realistis. Ahhhh biarlah orang mau ngomong seperti apa. Tapi ia tetap yakin bahwa kelak akan ada dunia yang penuh dengan kedamaian, kesantunan, kesopanan, dan jauh dari kata kesombongan.

Semangat berbagi dan mimpi-mimpi yang ia ciptakan adalah sumber energi yang nyata baginya. Saat jatuh, semangat dan mimpi-mimpi itu membuat dia bangkit bahwa perjalanan ini tidak akan berhenti di sini. Sang pencari yakin kelak mimpi-mimpi itu akan menjadi kenyataan. Dunia yang jauh dari kata kesombongan dan semangat berbagi yang tanpa mengharapkan pamrih. Dunia ini yang ia indoktrinisasikan dalam setiap aktivitasnya.

Nampaknya Tuhan tak tega membiarkan ia sendirian. Tuhan memang datang disaat yang tepat. Tuhan berikan seorang teman berbagi yang lebih dari sekedar teman. Tentu semua itu agar ia bisa menggapai mimpi-mimpi itu. Tak selamanya kebahagiaan itu membahagiakan dan tak selamanya kesedihan itu menyedihkan. Tuhan tau mana yang terbaik untuknya.

Mempersiapkan diri sambil terus menatap ke depan adalah hal ia lakukan saat ini. Memang benar perjalanan itu masih panjang tapi dengan semangat berbagi dan mewujudkan mimpi-mimpi ia yakin bahwa kelak akan sampai pada ujung cerita yang tentu atas seizin Tuhan. 4 tahun 9 bulan adalah waktu yang cukup untuk belajar. Dan saatnya sekarang bersiap untuk melangkah pada kehidupan yang baru. Ia yakin bahwa ia tak sendiri. Ada Allah, ada keluarga, ada sahabat, dan ada kekasih yang setiap saat menjadi sumber energi untuk terus berlari mewujudkan mimpi. Ya Allah semoga Engkau berkenan mewujudkannya...

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari “Ketidakbisingan” Yogyakarta

UN Berbasis Minat dan Bakat, Kenapa Tidak?

Imajinasi Percakapan Ayah dan Anak