Belajar Cinta

Taaruf dan Guru “Ngaji” Cinta, sesuatu hal yang sampai kapanpun akan tetap abstrak untuk diterjemahkan. Seperti yang aku rasakan waktu itu. Bulan April tahun 2013 entah tepatnya tanggal berapa, aku bukan orang yang pintar mengingat tanggal kejadian. Panasnya Kota Kendari saat itu, seperti tak mampu meredam berbagai gejolak yang muncul dalam jiwaku. Nafsukah itu? entahlah aku juga tidak tahu. Yang jelas kala itu, aku merasakan ada keyakinan yang begitu dalam saat melihat aktivitasmu dalam sebuah photo. Photo yang menggambarkan bagaimana kau sangat mencintai profesimu, guru “Ngaji” anak-anak. Bagiku guru “Ngaji” adalah profesi yang sangat mulia. Kau tahu kenapa kawan? Karena guru “Ngaji” mayoritas bekerja bukan karena uang. Tapi karena niat tulus ingin membantu anak-anak agar mereka kenal terhadap Sang Pemilik Hidup, Allah SWT. Sepertinya tak ada lagi pekerjaan yang lebih mulia dari sekedar berharap ridho Allah SWT. Geliat dunia yang semakin mengaburkan nilai tulus se...