Andaikan Cina itu Xiaomi dan Amerika itu Apple

Beberapa hari yang lalu, saya share berita yang saya anggap berita positif tentang keberanian pemerintah terkait IUPK Freeport. Respon teman-teman yang komen menarik, setidaknya ada tiga macam komen yang dapat saya simpulkan. Pertama mendukung kebijakan tersebut, kedua mencaci dan berpikir akan pindah ke tangan Cina, serta yang ketiga tidak mendukung dan mencaci tapi berharap Indonesia bisa mengelola tambang tersebut secara mandiri.

Setiap ada yang komen intinya lari ke Cina, saya selalu bertanya mana yang lebih baik untuk Indonesia, Cina atau Amerika? Dan sayangnya tidak ada yang mau menjawab. Saya paham arahnya, hanya memang tidak bisa dinafikkan bahwa kekuatan ekonomi terbesar di dunia ini hanya tinggal dua, Cina dan Amerika.
Gambar diambil dari :
https://blogs-images.forbes.com/ewanspence/f
iles/2015/02/iphone6_xiaomimi4_02.jpg?width=960

Saya coba berandai-andai berbicara tentang kebijakan Cina dan Amerika dengan membandingkan dengan cara bisnis kedua merk hp ternama di dua negara tersebut. Alhamdulillah saya menggunakan salah satu produk dari kedua brand ternama tersebut, apple dan xiaomi. Analisanya sederhana, pertama didasarkan pada kualitas dan kedua didasarkan pada harga.

Hasilnya, secara kualitas kedua produk dari brand ini menurut pendapat saya sama baiknya. Terutama berkaitan dengan produk gadgetnya. Spek dan ketahanan barang saya pikir 11-12 lah. Bagaimana dengan harga? Ini yang bikin agak nyesek. Produk apple selalu dihargai sangat mahal meski ongkos produksinya tidak jauh berbeda dengan produk pesaingnya. Hanya saat di pasaran harga produk apple selalu jauh lebih mahal, jika dibandingkan dengan xiaomi misalnya, bisa sampai 2 kali lipat selisih harganya, bahkan lebih.

Jadi kesimpulannya kalau menurut saya Amerika lebih "tega" jika dibandingkan dengan Cina. Analisis ini hanya "ngawur" ya, tidak berdasarkan kajian yang ilmiah jadi jangan terlalu serius. Saya berharap Indonesia bisa mengelola secara mandiri potensi alam di negara ini. Hanya ingin menegaskan bahwa Amerika maupun Cina adalah dua negara kuat secara ekonomi saat ini, jangan membedakan. Keduanya sama-sama berpotensi baik dan negatif. Pengaruh ideologi, persaingan ekonomi, gempuran tenaga kerja asing, keduanya sama-sama memiliki potensi. Jadi mari kita menyatukan tangan, buang kebencian, dan maju bersama untuk Indonesia yang lebih baik.

Kontemplasi, efek 4 hari belajar Matematika 
24 Feb 2017, Stasiun Cikampek.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari “Ketidakbisingan” Yogyakarta

UN Berbasis Minat dan Bakat, Kenapa Tidak?

Imajinasi Percakapan Ayah dan Anak